Sakura is Promise...

09:18 immobulus 0 Comments



SAKURA bermakna JANJI. layaknya bunga-bunga lain yang memiliki makna masing-masing. dikutip dari salah satu blog : "bunga sakura, saat mekar tanpa pamrih, tanpa beban apa pun, dengan ketulusan dalam memberikan kepuasan dan kekaguman pada tiap orang untuk menikmatinya. Gugurnya bunga sakura akan sangat disayangkan banyak orang. Hidup Sakura itu bak cermin keberhasilan seseorang. Begitu kita mati, orang merasa kehilangan." (Muharza Sahputra)


Akhir Maret dan awal April adalah musim bunga terindah di Jepang. Menyaksikan keindahan bunga sakura yang menjadi bunga tidak resmi negara Matahari Terbit itu bagai tidak ada puasnya. Tak heran kalau setiap tahun menjelang datangnya musim semi, kemeriahan festival sakura dan hanami (pesta yang diselenggarakan di bawah rerindangan pohon sakura) menjadi saat yang selalu ditunggu-tunggu, baik oleh orang Jepang sendiri maupun pelancong asing.

Saat mekarnya kembang yang dalam bahasa ilmiah berjuluk Prunus jamasakura ini memang sangat bervariasi di seantero Jepang. Semuanya tergantung lokasi tumbuhnya sakura serta iklim dan cuaca setempat. Di Okinawa, misalnya, yang berada dekat kawasan tropis, musim sakura sudah mulai pada Januari. Namun, di kota-kota utama, seperti Kyoto dan Tokyo, sakura baru muncul di penghujung Maret. Di Hokkaido, kawasan di utara Jepang, sakura hadir beberapa minggu kemudian.

Sebagaian orang menunggu musim sakura sambil membaca ramalan cuaca yang disertai ramalan waktu mekarnya bunga ini punya debaran sekaligus keasyikan tersendiri. Pasalnya, sakura sangat unik. Musim yang ditunggu-tunggu tersebut hanya berlangsung dalam rentang satu pekan saja. Itu belum termasuk seandainya turun hujan dan angin ribut yang bisa saja dengan serta-merta merontokkan keindahan kelopak-kelopak sakura ke tanah.


Bagi warga Jepang, musim semi merupakan awal dari kehidupan sosial, kehidupan baru yang indah penuh harapan. Itulah sebabnya, tahun fiskal bagi para pengusaha dan tahun pelajaran di sekolah dimulai pada awal April.

Keindahan sakura sulit dilukiskan dengan kata-kata. Warna dominannya yang putih suci yang sesekali ditingkahi dengan rona merah muda nan pasi bagai membawa pengunjung menyaksikan gelantungan bola-bola salju yang menawan. Dari kejauhan sebatang pohon sakura bagai tertutupi salju putih nan indah dari atas ke bawah. Bahkan, terlihat seperti awan yang tengah berarak. Bagi orang Jepang, keindahan sakura makin terlihat apabila bunga itu tumbuh di sekitar bangunan tua atau rumah-rumah ibadat Shinto dan Budha yang berarsitektur klasik khas Jepang. Di beberapa tempat menjelang terbenamnya matahari, hamparan sakura bagai memberi sinar tersendiri. Sungguh memesonakan.

Kawula muda akan berkumpul bersama sambil bernyanyi dan bermain musik, bahkan ada yang sampai menenggak alkohol. Namun, bagi sebagian orang Jepang yang religius, mereka akan pergi ke kuil dan berdoa. Hanami, berkumpul bersama di bawah sakura, jelas agenda tak terlupakan setiap tahun baik buat warga Jepang maupun warga asing. Mereka akan datang bersama keluarga atau kolega ke taman-taman, duduk-duduk, makan makanan enak, sambil kemudian menikmati sakura bersama.

Tidak seperti kebanyakan bunga lainnya, bunga sakura muncul lebih dahulu ketimbang daunnya. Setelah seminggu berlalu dan kelopak-kelopak sakura berguguran, baru tumbuh dedaunan. Keberadaan kembang yang singkat itu dengan kecantikan dan pesona yang luar biasa serta diikuti dengan fase kematian sangat cepat, sering dikaitkan dengan makna kematian. Bagi orang Jepang yang mayoritas Budha, meski kebanyakan mengaku bukan pengamal yang baik agama tersebut, siklus bunga sakura diyakini sebagai refleksi kehidupan manusia yang sungguh singkat.

Simbol kerja-keras Ketika menghadiri sebuah pertemuan ilmiah di tengah Kota Tokyo, seorang profesor Jepang di bidang botani bertanya pada peserta yang hampir semuanya warga asing, makna sakura dalam kehidupan. Kebanyakan menjawab filosofi sakura sebagai metafora kehidupan yang sangat pendek. Ada juga yang menjawab sakura dijadikan simbol untuk menstimulasi rasa nasionalisme, terutama apabila dihubungkan dengan prajurit selama Perang Dunia II. Bukan rahasia lagi Pemerintah Jepang menggalakkan masyarakat meyakini jiwa para prajurit mereinkarnasi dalam kelopak-kelopak sakura.

Namun, sang Profesor memiliki interpretasi lain. Baginya, sakura patut dilihat dari sisi biologi dan botani. Keunikannya dengan bunga yang indah baru kemudian disusul daun menunjukkan sakura sebuah makhluk pekerja keras. Jarang yang memperhatikan sakura mempersiapkan dirinya, memahami penderitaannya di tengah ekstrem musim gugur, kemudian muncul memberi pesona menjelang musim semi tiba. Sakura melewati semua tantangan dan kesulitan dengan sukses untuk tampil memberi hasil karya yang cemerlang.

Subhanallah…Bunga Sakura yang merekah indah dengan usianya yang begitu singkat, tak pernah menghalanginya untuk menebarkan keindahan yang dimiliki. Seyogyanya juga manusia mesti memberikan yang terbaik sepanjang hidupnya. Tak henti menebarkan rasa cinta dan kasih sayang dalam segala akhlaq serta tingkah laku, hingga kematian menghampiri kita.


Karena sebagai insan kita tak pernah tahu hingga kapan umur ini diamanahkan

SAKURA adalah JANJI
yang walau usianya terlalu singkat, tapi ia BERJANJI akan kembali mekar di musim semi selnajutnya. ia akan kembali membagi keindahannya, ia akan kembali membagi keceriaan bagi siapa saja yang memandangnya. SAKURA BERJANJI AKAN DATANG LAGI ...
dan aku, masih menanti saat-saat berada di bawah pohonnya yang sedang mekar. menatapnya langsung, bahkan, menyentuh lembaran kelopaknya yang gugur tertiup angin.

jadi, selalu tepati janji yuk..
agar hidup kita bermakna seindah BUNGA SAKURA...
bukankah menepati janji salah satu ciri seorang muslim??

You Might Also Like

0 comments: