Keinginan
Salah satu kebiasaanku di tahun baru yaa membuat
rencana-rencana baru dan mimpi-mimpi baru a.k.a
RESOLUSI. Tak terkecuali untuk tahun
ini. Tapi, aku g akan cerita tentang resolusi loh. Hatiku tergelitik dan membuat otakku memerintahkan tangan untuk
menuliskan tentang sesuatu. Sesuatu yang menghampiri banyak orang dan aku yakin
kamu, kamu dan kamu yang mebaca ini pernah mengalaminya atau mungkin sedang
mengalaminya. Sesuatu itu adalah.....jeng...jeng...
KECEMASAN.
Untuk mahasiswa seperti aku dan teman seperjuanganku yang
tengah berada di semester akhir (aamiin) pasti sedang dihinggapi kupu-kupu
kecemasan. Mulai dari cemas menghadapi sidang kelayakan skripsi, kemudian
sidang, dilanjutkan dengan pengumuman. Aduh,
skripsi aku layak gak yaa, nanti sidang gimana yaa, deg-degan nih nunggu
pengumuman semoga aku lulus ya Allah. Dan pemirsa, ternyata kecemasan tidak
berhenti sampai disitu. Masih banyak mas-mas
(kecemasan-kecemasan) yang lain menunggu.
Udan lulus mau kerja
dimana ya? Buka usaha atau ngelamar kerja ya? Mau ngelanjutin S2 tau mau nambah
S1 lagi ya? Mau nikah atau jadi wanita karir dulu ya? Dan masih banyak lagi keinginan yang
menambah kecemasan.

Aku mau cerita sedikit tentang “Keinginan”. Aku pernah
membaca sebuah buku terjemahan, disitu ditulis “Keinginan adalah nama lain dari
penderitaan”. Kalau kalian pemikir yang baik, kalian akan mengerti tentang
kata-kata ini. Dilihat dari segi bahasa, keinginan dalam bahasa Inggris adalah passion yang berasal dari bahasa latin medieval yang berarti
rasakit. Semakin banyak keinginan semakin menderitalah kita, Semakin banyak
keinginan semakin cemaslah hati kita.
Eits, jangan
terlalu cepat mengambil kesimpulan. Masih dalam buku yang sama, aku menemukan
kalimat yang sangat menarik, “Kecemasan adalah teman terbaik untuk pertumbuhan
kepribadian”. Yaa benar saja, jika
kalian memperhatikan guru sejarah dan membaca buku-buku sejarah dari SD, SMP, SMA kalian pasti tau berapa banyak
hal-hal yang luar biasa terjadi karena keinginan dan kecemasan. Berapa banyak
peradaban yang tercipta karena kecemasan. Berapa banyak penemuan yang tercipta
karena kecemasan. Dan kita bisa mengenyam pendidikan
ini juga buah dari
kecemasan. Jadi, nikmatilah kecemasanmu saat ini (udah kayak motivator aja :D).
Aku jadi ingat sesuatu, Benjamin Button menulis surat untuk
putrinya dengan kata-kata yang sangat indah dalam film The Curious Case Of Benjamin Button: “Tidak pernah terlalu terlambat, atau terlalu cepat untuk menjadi siapa pun yang kamu inginkan.”
Jangan cemas untuk menghadapi kecemasan. Jalani saja teman,
kalian g sendiri.
Loh, apa
hubungannya ya tulisan ini dengan foto gadis manis dengan menara Eifel itu?
Usut punya usut, gadis manis itu sekarang sedang cemas
karena salah satu ikeinginannya adalah pergi ke Paris melihat menara Eifel. Semoga kecemasannya membuat kualitas dirinya
lebih baik hingga sampai ke tujuannya Eifel.
ky film meraih mimpi yah... Paris ^^
ReplyDeleteitu foto dimana?
paris bukan tujuan utama, itu kota kesekian di daftas list destinasi aku :D
ReplyDeleteitu ft d pim
Jogja yok? :))
ReplyDeleteayok ayok :D
ReplyDeleteSeriusan dak nih? Dp serius hahahaha
Deletekapan??
DeleteMaunya kapan? :p
DeleteAyuk pny line, wasap, ato bbm?
line immobulus, 30eab43c
Deletelbur smstr gmn??
syb b?
Akhir tahun gmn? Wohooo
ReplyDeleteAcc bbm dong yuk
kelamaan...
Deletehp ayuk baru nyemplung d wc dek, gek y kl ad hp nyampak dri langit ayuk kabari...
Ayy ngolake nian tibo2 nyemplung :((
Delete