Langit 3



Langit 2


Langit 1


How about honestly

So many thing to tell him. But how to make him see.

"Gea, wake up wake up", seketika seisi ruangan menjadi panik. Para petugas berseragam hijau bolak balik mengenggam peralatan mereka, sementara seseorang mengisyaratkan aba-aba untuk membelah sesuatu. Biasanya pasukan itu berseragam serba putih tapi, jika keadaan genting mereka akan mengganti seragam mereka dengan pakaian serba hijau seperti yang digunakan saat ini.
Sementara pasukan itu sedang khusuk mendengarkan perintah selanjutnya, seorang gadis manis beristirahat sejenak melepas lelah. Dia tersenyum manis dalam tidurnya.
Di luar ruangan terlihat wajah kepanikan menyelimuti tiap wajah penuh pengharapan akan adanya keajaiban. Ada seorang bapak-bapak dengan pembawaan tenangnya tapi kali ini hampir tidak bisa menenangkan wanita disampingnya. Ada juga gadis-gadis manis yang mengangkat tangan berharap banyak pada yang kuasa.
Terlihat seseorang di sudut ruangan berusaha bersikap tenang. Dialah yang bertanggung jawab atas gadis yang tengah beristirahat di ruangan itu. Dua orang sahabat yang mengerti satu sama lain baru saja melewati kejadian yang saya yakin tidak ada seorangpun yang akan menyangka hal ini akan terjadi.
Bersambung...

Stand by Me


Stand by me, please... please...

Aku menangis terisak di ruang privatku yang bernuansa biru, biru menenangkan, biru menyegarkan. Mike, Smala, Louva, Frilla, Barwet dan Simacu hanya terdiam melihatku. Entah mereka merasakan atau tidak apa yang sedang aku rasakan saat ini. Aku merangkul mereka, menangis sesukanya. Hanya dengan boneka-bonekaku inilah aku bisa menumpahkan segalanya. Sedih yang mendalam, suka yang melambungkan angan. 

Mong, ohh mong. Mungkin hanya Mong makhluk hidup di ruangan ini selain aku. Semoga kau berumur panjang Mong, hingga kau bisa menemaniku selamanya ikan kecilku. Dan Tulip biru? Semoga warnamu tidak cepat memudar, karena disini sudah sekali menemukan tulip. :'(

"Aku tidak menyangka akan berakhir seperti ini............. hiks... hiks..." Aku berteriak sekencang-kencangnya, ahh tidak juga. Aku berteriak sambil membenamkan mukaku pada keenam bonekaku. Sedihhhhh.

"Zes?", Tanpa sepengetahuanku Saturnus memasuki ruanganku dan entah kaget prihatin atau menahan tawa karena melihat kejadian aneh dihadapannya, Saturnus menampakkan ekspresi yang aneh juga. Dan ohhh, posisiku sangat tidak enak sekali dilihat. Menangis sambil memeluk enam boneka, menatap akuarium dan memegang tangkai bunga tulip. Seperti anak autis saja.

"Ahhh... pergi... pergi... Saturnus keluarrrrrrr", kontan saja aku mengusir Saturnus. Kalau dia lama-lama disini bisa-bisa aku akan jadi bahan tertawaan dua puluh empat jam kedepan.

"Zes, kamu kenapa?, ada masalah dengan Adri? Atau kamu membuat ulah lagi dan dimarahi mama kamu?", Saturnus menatap prihatin. 

"Aku bilang pergi!", nadaku meninggi. Tidak. Tidak boleh ada yang tahu alasan aku menangis hari ini. Seperti biasa, Saturnus tidak akan pergi sebelum dia tahu jawaban yang dicarinya. 

"Menangislah, kalau sudah bilang ya", aku mengikuti gerakan bibirnya. Aku sudah hafal kata-kata itu. Aku sudah tidak menangis lagi, tangisanku terhenti karena kedatangan Saturnus. Tapi, dipelupuk mataku masih menyisakan beberapa bulir air mata lagi untuk dijatuhkan. "Stand by me", aku berkata lirih, "Stand by me please...." aku menjatuhkan sisa tetes air mata yang tersisa.

"Hahahahaaa....... Hahahahahaha..... Hahahahaaaa", Saturnus sampai memegang perutnya karena tidak tahan untuk tertawa. Sudah kuduga. Dia akan tertawa tidak ada rasa kasihan sedikitpun. "Hahahaha, kamu menangis karena huruf D kan? Iya kan? Hahahahaa..." 

Aku menghujaninya dengan lemparan bonekaku. Huhhh. Apa kataku, aku akan jadi bahan tertawaannya untuk satu hari kedepan. "Stand by me, Doraemon Hahahahaa...." Saturnus masih tertawa, tapi kali ini tawanya berbeda. "Dalam hidup akan ada yang datang dan pergi, ada awal dan ada akhir. Kau harus paham itu, Zes. Film kesukaanmu adalah contoh sederhananya".

Aku masih menampakkan wajah cemberut karena ditertawakan Saturnus. Sebal!

"Kau masih ingat Zes, kata-kata yang diucapkan Doraemon?









"Seseorang yang akan meninggalkanmu, atau kau yang akan meninggalkan orang lain. Semua itu adalah siklus kehidupan". Saturnus mulai mengeluarkan kata-kata bijaknya. 

Aku mulai memahami kata-kata Saturnus. Aku baru saja ditinggalkan oleh orang lain orang yang aku cintai, orang yang berinisial D. 

"Sudah ah. Kamu jelek maksimal kalau lagi nangis, Zes hahahaa... cepat bersihkan wajahmu karena kita akan pergi ke pameran anime di Blue Mall", Saturnus mengacak-acak rambutku.

"Hurrrraaaaaaa", kontan saja aku langsung kegirangan. Minggu lalu Saturnus berjanji akan mengajakku ke pameran anime dan manga, dan berjanji akan mentraktirku membeli komik-komik kesukaanku.



____________________
Stand By Me, Doraemon..
Terimakasih telah menemani perjalanan hidupku.
Menghiasi rak buku dan didinding kamarku.