Algoritma Tuhan

21:40 immobulus 0 Comments


Aku telah kehilangan kesempatan itu.  Aku telah gagal.


Kata siapa kau gagal?
Sedih memang melihat kesempatan yang menganga lebar dan menuju kesempatan itu juga terbuka lebar. Namun terhalang oleh sesuatu yang saat itu sama pentignya. S-k-r-i-p-s-i. Dua-duanya adalah bagian dari cita-citamu. Dan saat itu keduanya tidak bisa berjalan secara bersamaan. Kau harus memilih. Ini yang membuat hujan lokal begitu deras di area wajahmu semalaman dan berlanjut keesokan harinya dihadapan pembimbing skripsimu yang waktu itu kau anggap beliau tidak peduli dengan skripsimu. Padahal kau sudah melepaskan hal yang sama pentingnya dengan skripsi itu. Tentu saja pemikiranmu salah. Pembimbingmu sama khawatirnya denganmu. Bahkan lebih.

Kau tahu, tanpa terhalang skripsipun tulisanmu waktu itu tidak akan menang. Kenapa? Karna teman-temanmu dan pembaca setia blog-mu terlalu melebih-lebihkan kemampuan menulismu. Terutama orang yang "suka" padamu, mereka memujimu bukan tulisanmu.

Tulisanmu biasa-biasa saja. Sungguh. Kalau saja waktu itu kau menyelesaikan tulisanmu dan mengirimkannya tepat waktu, maka musnah sudah harapanmu untuk menerbitkan buku dan menjadi penulis terkenal.  


Apasalahnya mencoba bukan? Ya, apa salahnya. Tapi, mentalmu waktu itu mungkin belum cukup siap menerima kekecewaan. Karena mungkin pekerjaanmu yang lain (skripsi) akan terganggu. Dan akan lebih menyakitkan jika kedua-duanya gagal.

Saat kau benar-benar siap. Terus berlatih memperbaiki tulisanmu, mendengar saran dan kritik pembaca dan pencela setia tulisanmu. Semoga kesempatan baik akan datang.

Semoga kau selalu rendah hati dan tidak menyesal yang telah terjadi.




Remember it
Kehidupan selalu adil. Keadilan mengambil berbagai bentuk. Kita kadang lalai mengenali bentuk-bentuk kejadian itu. Karena kita selalu berusaha mengenalinya dari sisi yang kasat mata. - Darwis Tere Liye






Tulisan singkat ini tidak akan menjawab secara utuh sekelumit Algoritma Tuhan. Tapi, semoga bisa menuntun kalian untuk menemukan jawaban-jawaban lainnya. Semua terjadi karena sebab-akibat. Hidup adil, selalu adil.

Diadaptasi dari kisah nyata sahabat saya, Tulip (bukan nama sebenarnya) dan Novel Best seller Rembulan Tenggelam di Wajahmu




You Might Also Like

0 comments: