Kita masih bisa bahagia

23:40 Unknown 0 Comments


Kedipan lampu chatting masih menyala. Seseorang yang berjarak ratusan kilometer dari sini sedang menunggu kalimat yang muncul dari kedipan lampu chat itu.

"Maaf". Hanya satu kata itu yang muncul, sejal awal chatting ini di mulai hanya ada kata maaf saja. Saturnus mulai kebingungan, apa lagi yang terjadi dengan anak ini, mengapa dia selalu bikin ulah, ahh maksudku bisakah dia sehari saja bersikap manis dan mengabarkan padaku bahwa dia baru saja membantu ibunya memasak atau menyapu halaman rumah atau hal-hal baik lainnya yang biasa dilakukan anak seumurannya.

"Ok, aku maafkan Zes. Tapi untuk kesalahan apa, bisakah kau menyebutkannya".

"Maaf". Lagi-lagi hanya kata maaf, Saturnus mulai jengkel "Kau sebutkan kesalahanmu atau kau tidak akan pernah kumaafkan". Kali ini ancamannya cukup serius. Zes sedang memikirkan sesuatu untuk menjawab ancaman itu. "Maafkan aku, ragaku masih disini tapi hatiku telah dibawanya pergi".

Belum ada kalimat selanjutnya. Mungkin mereka berdua sama-sama menunggu. Yang satu menunggu kelanjutan kalimatnya, yang satu lagi menunggu jawaban dari kalimat yang diketiknya.

"Kita masih bisa bahagia dengan opsi kedua, Zes". Saturnus sudah tahu arah pembicaraan ini. Zes, tidak bisa lepas dari pengaruhnya. Entah apa penyebabnya mengapa anak ini jadi manja sekali, sangat bergantung pada Saturnus. "Kita masih bisa bahagia dengan opsi kedua". Saturnus mengulangi kalimatnya.

"Aku akan pergi kesana, menjemput hatiku".

"Kamu yakin? Masih ada opsi ke dua, Zes".

"Aku yakin. Kau tahu, opsi pertamaku merangkai mimpi disini bersama dia. Tapi, aku bukan opsi pertamanya. Dia, orang yang selama ini aku simpan hatiku untuknya ternyata tidak pernah menempatkan aku di urutan pertama. Dia telah mendapat opsi pertamanya dan aku harus merelakan opsi pertamaku".

"Belum saatnya, Zes".

"Aku memilih opsi keduaku. Aku masih bisa bahagia dengan opsi ke dua. Seperti kata-katamu Saturnus"

--------------------

Di tulis di kasur move on.
Kita masih bisa bahagia dengan opsi kedua, dalam hal apa saja.
Opsi kedualah yang sering kita sepelekan yang ternyata menjadi penyebab kebahagiaan kita. Menoleh sebentar, ohh lihat, sekarang kita berada diopsi ke dua di rencana masalalu kita.






You Might Also Like

0 comments: