Revisi Kehidupan

10:31 immobulus 0 Comments


Bagaimana rasanya? “
Aku dimana? Kepalaku pusing”
Istirahatlah, wajar kalau kamu pusing, mungkin kamu masih mengantuk. Sekarang masih malam, masih pukul 13.15”
Kamu siapa? Kamu belum jawab pertanyaanku, aku dimana? Dan kenapa aku bisa ada disini?”
Lebih baik pejamkan matamu sekarang, mungkin besok kamu bisa mendapatkan jawabannya. Sampai jumpa besok, selamat malam, semoga mimpi indah”

Keesokan harinya

Selamat pagi, kamu sudah bangun rupanya? Aku Tia, pengurus panti ini”
Panti?”
Iya, kamu ada di panti asuhan. Semalam anak-anak panti menemukan kamu sempoyongan di jalan dan mereka membawa kamu kesini”
Kamu lapar? Aku sudah siapkan sarapan disitu (menunjuk meja kecil disamping tempat tidur)”
Terima kasih”
Nama kamu siapa? Kamu mau pulang? Nanti setelah kamu sarapan aku panggilkan taksi ya untuk mengantar kamu pulang”
Aa...aa...aku tidak mau pulang”
kenapa?”

Hening

  “Sun, panggil saja aku Sun, bolehkah aku menginap disini beberapa hari?”
Tentu saja. Tapi, ada syaratnya”
Apa?”
Cerita. Setelah mandi kamu harus menceritakan sesuatu”


***


Bandara

Delapan tahun yang lalu dia adalah gadis remaja yang tersesat. Memang, kadang kita harus mengalami kesalahan sebelum menemukan kebenaran. Kita harus melalui rintangan sebelum mendapat kemenangan. Kita harus merasakan pahit agar tau rasanya manis.

Delapan tahun lalu

Mau mengatakan sesuatu? Atau mau istirahat lagi? Aku mau ke taman, kalau Sun butuh sesuatu panggil saja”
Tunggu kak, aku mau cerita sekarang”
Tidak usah dipaksakan Sun, ceritanya bisa nanti nanti kalau kamu sudah merasa lebih baik”
Sekarang saja kak, aku sudah merasa lebih baik”
Oke (meraih kursi dan duduk menghadap Sun)”
Aku tidak mau pulang kak Tia, bukan karena takut di marah orang tua. Tapi, karena aku memang tidak mempunyai tempat untuk pulang. Aku tidak tau dimana orang tuaku, aku tinggal bersama bibi. Bibi baik padaku tapi, anak-anak bibi tidak suka padaku, mereka suka mengambil jatah makanku, mengotori baju-bajuku dan merampas uang jajanku. Mereka juga suka memanggilku dengan sebutan anak haram. Sebulan yang lalu aku pergi dari rumah, aku sudah cukup menyusahkan mereka”
Kamu harus pulang, nanti bibimu khawatir”
Tidak kak, bibi memang baik tapi dia tidak pernah menganggap aku ada, aku hanya jadi benalu dirumah mereka terlebih karena aku adalah anak haram. Kata tetangga, aku dilahirkan tanpa pernikahan. Ayah dan ibuku pergi entah kemana dan menitipkan aku pada bibi. Aku sudah cukup dewasa untuk meninggalkan rumah, itu yang dikatakan oleh sepupuku. Mungkin kepergianku bisa mengurangi beban mereka.”
Apakah kamu tidak sekolah? Bagaimana dengan teman-teman dan gurumu yang bingung karena tiba-tiba kamu tidak masuk sekolah?”
Sudah lama aku tidak merasakan hangatnya bangku sekolah. Bibiku tidak mempunyai uang untuk mnyekolahkanku. Kalau masih sekolah mungkin sekarang aku sudah kelas 1 SMA”
Tunggu, tadi kamu bilang sebulan yang lalu kamu pergi dari rumah. Lalu kamu tinggal dimana selama sebulan ini”

Hening sejenak, kemudian Sun melanjutkan ceritanya.

Aku tinggal di rumah pacarku kak, ya aku punya kekasih. Mungkin kak Tia bingung bagaimana aku bisa memiliki kekasih dan tinggal di rumahnya. Dia adalah lelaki yang baik, kami bertemu di sebuah toko buku. Waktu itu aku hampir diusir oleh penjaga toko, karena sudah seminggu aku membaca buku di toko buku itu dan tidak pernah membelinya. Aku hanya numpang membaca. Haha, sangat menyedihkan. Aku rindu ingin membaca buku lagi, aku rindu merangkai huruf menjadikannya kata dan merangkainya menjadi kalimat. Aku tertangkap basah membuka plastik buku cerita, penjaga toko memasang wajah garang  dan memberi isyarat agar aku segera meninggalkan toko buku itu. Tapi, tiba-tiba Ken datang dan bilang "maaf kami membuka plastik buku ini, kami penasaran dengan isinya, di rak ini belum ada sample yang terbuka, kami akan segera ke kasir untuk membayar buku ini". Dia adalah pahlawan bagiku. Setelah hari itu kami menjadi teman baik dan suka menghabiskan waktu di toko buku ini. Sampai akhirnya kami pacaran.
Aku bahagia waktu Ken menyatakan cinta, sangat bahagia. Belum pernah aku merasakan dicintai sebelumnya, aku bahkan tidak tau apakan orang tuaku mencintaiku. Ken memiliki orang tua yang sangat baik, mereka menerimaku apa adanya walaupun asal usulku tidak jelas. Ketika aku memutuskan pergi dari rumah, orang tua Ken menawarkan untuk tinggal di rumah mereka. Sungguh orang tua yang baik hati. Orang tua Ken sangat sibuk, mereka suka bepergian ke luar negeri mengurus bisnis mereka. Oh iya, Ken adalah seorang mahasiswa tingkat akhir, dan sedang sibuk menyelesaikan skripsinya. Mereka memiliki pembantu, tapi pembantu langsung pulang jika pekerjaannya sudah selesai.  Jadi aku sering sendirian di rumah yang besar  itu.
Sampai suatu hari, Ken pulang malam-malam dengan keadaan mabuk berat. Aku sangat sediih.
Kamu kenapa Ken?”
Pergi, kamu. Aku muak melihatmu disini”
Ken kamu kenapa? Jika kamu ingin aku pergi aku akan pergi sekarang juga. Tapi kamu kenapa?”
Pergi. Pergi!!!”
Baik Ken, baik.” Aku memeluk Ken. Aku tau Ken tidak serius dengan ucapannya. Aku berusaha menenangkannya.
Tenanglah Ken, ini minum dulu.” Kami duduk di sofa. Ken sudah agak tenang sekarang walaupun belum sadar total dari mabuknya.
Sun,sebulan lagi aku wisuda”
Terus?”
Aku akan melanjutkan study”
Bagus dong Ken”
Iya. Tapi tidak baik untuk hubungan kita?”
Kenapa?”
Aku akan melanjutkan study ke Jerman, aku akan menyusul orang tuaku. Mereka memintaku kesana setelah kelulusan. Aku mencintaimu Sun”
Jadi, kita akan berpisah?” Aku menangis dalam pelukan Ken. Aku sangat sedih. Baru sebentar aku merasakan cinta dan tidak lama lagi aku akan kehilangan cinta itu.
Aku mencintaimu Sun, aku akan sering mengunjungimu disini. Kamu masih akan tetap tinggal disini kan? Kamu mau kan Sun menungguku dirumah ini?”

Aku tidak tau harus berkata apa, tangisku semakin menjadi-jadi. Hujan yang  turun malam itu semakin menghanyutkanku pada kesedihan dan kebingungan ini. Ken menenangkanku, pelukan Ken semakin erat dan hangat. Ken menciumku dengan lembut. Membelai rambutku dan perlahan memanjakanku dengan belaiannya.

Aku mencintaimu Sun".

Keesokan paginya Ibu Ken pulang ke Indonesia tanpa memberi kabar pada Ken. Dan celakanya Ibu Ken menemukan kami terbaring di sofa.

APA-APAAN KALIAN INI!”
Mama... “

Ken terbangun dan terkejut melihat kedatangan Ibunya. Dan aku lebih terkejut lagi menyadari ternyata aku dan Ken tidur berdua dan tubuh kami hanya ditutupi selimut.

Segera bersihkan tubuh kalian. Ken hari ini juga kita berangkat ke Jerman dan kamu Sun, segera tinggalkan rumah ini”

Tapi, Ma. Ini tidak seperti yang mama lihat”
"Cukup Ken. Segera mandi dan bersiap-siap."

***

Hari itu adalah hari terahir kami. Ken pergi ke Jerman dan aku diusir dari rumah itu. Aku sangat kebingungan dan tidak tau harus kemana. Aku tidak hanya kehilangan orang yang aku cintai tapi juga kehormatanku. Aku merasa berada pada titik terendah dalam hidupku.  Aku hidup dijalanan dan sampai akhirnya adik-adik panti menemukanku semalam.

"Aku mohon Kak. Izinkan aku tinggal disini. Aku tidak mempunyai siapa-siapa lagi."
"Apa rencana kamu selanjutnya?"
"Aku tidak tau." Sambil segugukan terisak menangis.
"Kenyataan kadang memang pahit Sun, kejadian yang kita alami jadikan pembelajaran. Hidup harus terus berlanjut sepahit apapun masa lalumu. Tapi, tidak cukup hanya berlanjut saja. Kamu harus segera memperbaiki diri agar kedepannya kamu bisa merangkai mimpi-mimpi kehidupan dan menjalankan hidup yang lebih berkualitas." Aku berusaha menetralkan perasaan Sun "Apakah kamu mau melanjutkan sekolah? Nanti kakak daftarkan pada ujian penyetaraan"
"Tidak kak, sepertinya otakku tidak mampu lagi mencerna pelajaran"
"Baiklah, kamu bisa tinggal disini sambil memikirkan rencana kedepan"

***

Pukul 10.15. Lima belas menit lagi penerbangan dari Perancis tiba. 

Pukul 10.15 tujuh tahun yang lalu. 
"Sun, minggu depan kakak dan suami kakak anak merayakan ulang tahun pernikahan ke luar kota. Kakak titip anak-anak panti ya.."
"Cieee... Jangan lupa oleh-oleh ya Kak, keponakan buat Sun hehee"
"Ahh kamu ini, bisa aja."   Aku mencubit ringan pipi Sun.
"Kak, aku boleh minta sesuatu nggak?"
"Apa lagi, mau keponakan kembar dua? tiga? atau mau minta dicariin suami?"
"Ahhh kak Tia, aku serius. Aku mau kursus menjahit. Aku mau menjadi penjahit. Aku mau menjahit pakaian anak-anak panti biar kita bisa menghemat pengeluaran panti dan uang dari donatur bisa kita alokasikan untuk kebutuhan yang lain. Boleh ya Kak."
"Kamu mau kursus menjahit dimana? Memangnya kamu bisa mengatur waktu? Untuk masak? Pertemuan dengan donatur? Mengurus anak-anak?"
"Bisa Kak. Aku janji tidak akan keteteran. Kemarin Aku bertemu Ibu Siska di pasar, Ibu siska mengadakan kursus menjahit untuk ibu-ibu PKK yang ingin belajar menjahit dan beliau juga mengajak aku. Boleh ya Kak"
"Oke. Tapi kamu harus pegang janji kamu ya"
"Hurrraaaaaa (gaya Masha&The Bear).... makasih Kak, kak Tia memang kakak yang paling baik." Sun memelukku dengan erat sangat erat sampai aku susah bernapas.
"Iya, iya. Biasa aja gak usah lebay deh. Kayak anak kecil aja"

Sun sangat pandai menjahit baju, Pola yang dia buat juga sangat bagus. Anak-anak panti suka dengan baju-baju yang dibuat oleh Sun. Ibu-ibu PKK juga meminta Sun untuk menjahitkan baju seragam mereka. 

***

"Wah.. wah.. Ibu penjahit kebanjiran order ni yee.."
"Kak Tia bisa aja. Alhamdulillah, dapet order dari Ibu-ibu PKK uangnya bisa bantu-bantu panti"
"Uangnya kamu tabung saja Sun, uang tabungan panti masih banyak. Para donatur juga rutin mengirim uang untuk panti ini. Sudah saatnya kamu memikirkan masa depan kamu"
"Masa depan?"
  "Iya, masa depan. Kamu berhak mendapat kehidupan yang lebih baik. Panti ini hanya tempat kamu singgah"
"Kakak keberatan ya aku masih tinggal disini"
"Kakak nggak pernah keberatan Sun, kakak senang kamu disini. Kamu anak baik. Ummm... gimana kalau kamu bikin butik Sun Boutique."
"Ahh kak Tia, ketinggian cita-citanya, lagian dapet duit darimana?"
"Makanya tadi kakak bilang, uang hasil orderannya ditabung biar bisa bikin butik"
"Mau nabung sampe nenek-nenek? kan butuh modal besar kak."
"Ehh ni anak dibilangin, sejak kapan kamu jadi pesimis begitu."

"Sun, kemarin Bu Siska bilang, ada lomba desain Gaun Khatulistiwa tingkat provinsi. Boleh juga tuh dicoba, hadiahnya lumayan bisa nambahin tabungan untuk bikin butik"
"Kapan kak? Aku mau ikut kak. mau mau mau..."
"Minggu depan"
"Hah?"
"Kenapa Sun?"
"Seminggu lagi Kak? Aku belum ada ide, belum lagi bahan-bahannya."
"Kakak yakin kamu pasti bisa, jahitan kamu bagus. Kadang ide bisa datang disaat kepepet hahaa, untuk bahan-bahannya bisa kamu beli di pasar, bikin gaun yang sederhana saja tapi tetap anggun seperti diri kamu."

Itu adalah pertama kali Sun mengikuti perlombaan. Dan itu adalah loncatan pertamanya untuk mengembangkan karirnya. Sun menjadi runner up dan diikut sertakan pada perlombaan tingkat nasional. Nama Sun semakin dikenal, karya Sun semakin sering dipamerkan pada peragaan busana.

"Nggak terasa ya Kak, perasaan baru kemarin aku kesini dengan tubuh dekil dan penuh keputus asaan"
"Slamat ya Sun atas kesuksesan kamu"
"Semua karena ka Tia, karena semangat dari kak Tia, dari anak-anak panti, kalau bukan karena kalian aku tidak mungkin bisa jadi seperti sekarang ini."
"Semua karena Allah, banyak-banyakla mengucap syukur atas nikmat yang telah diberikan-Nya"

Alhamdulillah ...

"Hari ini penerbangan pertamaku ke luar negeri, Perancis, menghadiri pameran fashion internasional, satu per satu impianku terwujud kak. Terima kasih kak Tia." Sun memelukku, kami menangis haru.
"Oke, oke acara nostalgianya cukup, kamu udah nyiapin semuanya kan?"
"Udah kak, kak Tia tau nggak, gaun kupu-kupu ini adalah gaun favoritku. Gaun ini membawaku memenangkan perlombaan tingkat provinsi dulu, dan aku mengusung tema kupu-kupu dan dedaunan untuk pameran di Paris."
"Kamu tidak pernah terlihat bermain dengan kupu-kupu waktu di panti?"
"Suka dengan kupu-kupu tidak harus bermain dengan kupu-kupu kan? Aku selalu mengamati kupu-kupu, melihat kawanan kupu-kupu terbang diantara dedaunan dan bunga-bunga, aku senang melihat mereka terbang bebas, mereka seperti mengirim pesan kepadaku. Bahwa hidup adalah sebuah perjalanan yang penuh perjuangan. Mereka tercipta dari ulat yang buruk rupa, kemudia bermetamorfosis menjadi kepompong dan sekuat tenaga mengeluarkan diri dari kepompong baru kemudian menjadi kupu-kupu yang cantik. Aku ingin seperti kupu-kupu. Apakah aku sudah cantik seperti kupu-kupu kak?"
"Kamu lebih cantik dari kupu-kupu Sun. Kamu telah berhasil melewati metamofosis kupu-kupu."

***

Pukul 10.30

"Mama..mama... itu pesawat tante Sun udah nyampe ma..." Pangeran kecilku Bintang, memanggilku dan membuyar lamunanku.
"Iya sayang, ayo kita lihat tante Sun."
"Tante.... disini... disini..." Bintang mengangkat kertas yang bertuliskan 'Tante Sunrise' digendongan Papanya. Terlihat lambaian tangan Sun dari kejauhan. 

Sunrise. Nama yang indah, seindah maknanya. Mentari tidak pernah terlambat untuk terbit. Tidak pernah ingkar janji. Harapan baru terbit seiring terbitnya matahari, Sunrise. 



You Might Also Like

0 comments: