Arti sebuah nana (Ikhlas) 2

04:40 Unknown 0 Comments

Tempat itu indah, akan selalu ada dalam hatiku, akan selalu aku impikan. Suatu hari nanti, aku pasti kesana. Pasti!

"Kaya! Kaya....." Zes memanggil Kaya, tapi orang yang di panggil belum memunculkan batang hidungnya.

Tiga puluh menit, enam puluh, sembilan puluh......

"Apa yang kamu lukis?". Kaya tiba-tiba datang, dan membuat Zes terkejut.

"Kamu telat, aku tidak suka orang yang suka telat". Zes pura-pura ngambek.

"Maaf, Zes. Aku ada pekerjaan mendadak". Raut wajah Kaya menampakkan penyesalan, "Apa yang kamu lukis Zes? Kukisanmu tidak bagus juga tidak jelek-jelek amat".

"Tempat impianku. Rencanaku yang kesekian yang mungkin tidak sesuai dengan skenario-Nya."

"I see. Karena tidak ada yang mengizinkanmu kan?"

"Yups, kita sudah pernah membahas ini waktu pertama kali kamu mengunjungiku".

"Kamu percaya kan pada pembuat skenario terbaik? Berperanlah sebaik-baiknya, Zes. Dunia ini hanya sebentar, sangat sebentar dibanding kehidupan kekal. Aku bahkan hanya 4 tahun 8 bulan mencicipi udara di dunia fana ini. Sang pemilik skenario terbaik telah menyiapkan peran yang paling baik untukku."

"Iya". Zes tertunduh lemah. "Aku lelah, kekelahan semakin menjadi ketika aku mengalami kekecewaan".

"Berapa milyar penghuni bumi? Banyak, Zes. Manusia, hewan, tumbuhan, dan makhluk tak kasat mata. Ada berapa banyak yang pernah mengalami seperti yang kamu rasakan saat ini? Banyak. Banyak sekali. Ada yang berputus asa bahkan sampai mengakhiri hidup. Ada yang memilih bangkit, meneruskan kehudupan dan merangkai mimpi baru. Pilihan, ini adalah pilihan hidup".

"Iya, memang mudah sekali bicara. Tidak semudah itu menjalaninya". 

"Lihat lukisanmu. Lihat lukusan alam dihadapanmu, Zes". Kaya melemparkan pandangannya ke lukisan Zes, kemudian ke sekitarnya, diikuti oleh Zes. "Semoga kamu paham. Maaf Zes, aku harus segera pergi, ada tugas yang belum aku selesaikan". Kaya melambaikan tangan sambil tersenyum lembut dan berlalu bersama cahaya fajar.

You Might Also Like

0 comments: