Looks like (3)

22:41 Unknown 0 Comments


Suatu malam di taman kota,

"Bulan malam ini indah ya"

"Kayak kamu, Zes. Cantik, bercahaya"

"Jangan mulai lagi Saturnus, pujian kamu gak akan pernah mengubah keputusan aku"

"Jangan geer Zes. Tapi aku lebih suka sabit daripada purnama"

"Iya karena sabit itu selalu senyum, kayak aku kan?"

"Jangan geer"

"Jangan muji biar aku gak geer"

"(Siapa juga yang muji). Zes kamu pulang ya, aku antar ya, orang tua kamu pasti khawatir"

"..."

"Kalau diam berarti mau, yok"

"Aku tidak mau pulang, aku.... ingin kebebasan, aku tidak mau pulang, itu bukan rumah yang membuat aku nyaman"

"Jangan menangis Zes"

"Aku tidak mau pulang... aku mohon jangan paksa aku pulang Saturnus"

"Menikahlah denganku Zes, kamu bisa pulang ke rumahku kapan saja, bahkan kita bisa membuat istana sendiri, rumah kita Zes"

"A...k...u....aku....tidak bisa"

"Karena kamu mencintai dia kan? Pria asing yang singgah sebentar dihatimu kemudian pergi"

"Dia tidak pergi"

"Iya, dia tidak pergi karena memang dia tidak pernah datang ke hatimu, Zes"

"Kamu benar, dia hanya mampir. Iya"

"Jangan menangis, Zes. Maaf"

"Kamu benar, jangan minta maaf"

"Ayo pulang...."

"Gak mau!"

"Pulang ke rumahku Zes, ayo. Mama sudah nungguin"

"Tapi kamu gak maksa aku nikah sama kamu kan?"

"Gak Zes, huhh.. mama sudah sms nyuruh pulang, nyuruh ngajak kamu juga. Lagian ini udah malam, nanti kita kena razia, dipaksa nikah hahaa. Aku sih mau mau aja, mau banget malah"

"Zzzzz....."

Mungkin dengan curhat ke mama kamu bisa lega Zes. Apapun yang bisa membuat kamu bahagia akan aku lakukan. Aku selalu mencintaimu, cinta yang selalu ingin kamu bahagia. Dengan siapapun nanti kamu melanjutkan kehidupan, semoga bisa membuatmu bahagia dan lebih baik Zes.

You Might Also Like

0 comments: