Kamu orang baik mana mungkin aku menyakitimu (2)

23:33 Unknown 0 Comments


Adri membukakan pintu mobil untukku, aku langsung menghempaskan diri di kursi dan memasang sabuk pengaman. Ada rasa bahagia melihat sepasang kakek nenek yang masih tetap mersa diusia senja.

"Kamu lelah, Zes?" Adri menatapku dalam. Aku memang kelelahan, tapi aku bahagia sekali malam ini bisa menemani Adri menyelesaikan pekerjaannya.

"Kamu lelah?", aku menanyakan hal yang sama kepada Adri. Aku tau dia sangat lelah, bukan karena pekerjaannya. Tapi karena sikapku selama ini. "Maafkan aku, mas." Aku menyesal sering menyakiti Adri. Adri mengusap tambutku dan hanya tersenyum, aku menyambut senyumnya dengan perasaan bahagia.

Wanita akan melakuka apa saja jika mereka cemburu. Dan pria yang baik tentu saja tidak hanya memberi penjelasan kepada wanita yang cemburu, tapi juga bukti. Dan wanita tidak suka jika tidak diperhatikan. Ini sangat alamian sekali. Dan kabar baiknya, pria baik jarang sekali bilang "maaf sayang, aku sibuk", mereka selalu seolah-olah punya waktu lebih dari 24 jam dalam sehari hanya untuk menyenangkan hati wanitanya.

"Bagaimana mungkin pekerjaan jauh lebih penting daripada membicarakan rencana pernikahan, mas? Kamu gila!" , itu kata-kata terkasar yang pernah aku lontarkan kepada Adri. Karena terlalu kesal, berbagai prasangka buruk berkecamuk. Pernah terpikir bahwa dia mencintai wanita lain, dia berencana mengakhiri hubungan ini, dia inilah itulah dan sebagainya.

Sampai akhirnya dia mengajakku ke tempat dia bekerja untuk melihat langsung kejadian yang sebenarnya. Seperti yang aku lihat tadi di rumah sakit. Seorang dokter yang masih memiliki hati nurani pasti akan mementingkan nyawa orang lain yang ada dihadapannya dan mengorbankan rencana masa depannya sendiri. Tanpa butuh penjelasan yang panjang, aku mengerti.

"Zes? Kamu melamun atau tidur?", cubitan Adri membuyar lamunanku.

"Kenapa mas baik sekali", kata-kata itu meluncur begitu saja. "Maaf, mas". Aku tidak tahu ungkapan apa yang pantas untuk mengungkapkan perasaanku saat ini.

Lagi-lagi Adri hanya tersenyum. "Kamu juga baik, Zes. Sudah mau menemaniku sampai sejauh ini".

Aku tidak sebaik yang kau pikirkan mas. Lirihku dalam hati.

Bersambung...

You Might Also Like

0 comments: