Malam dan hati

12:12 Unknown 0 Comments

"Malam ini kelabu".

"No. I think tonight is black".

"Yeah, but still gray in my heart".

Percakapan singkat dua insan itu cukup untuk mewakili suasana hati masing-masing. Yang satu merasa digantung, tidak jelas arah hubungan mereka kemana. Dan yang satu lagi merasa hitam, jelas hitam bahwa hubungan mereka telah usai.

Tapi mereka berdua salah, saat ini langit malam tidak benar-benar gelap, juga tidak mendung seperti abu-abu. Mereka lupa kalau masih ada purnama dan gemerlap bintang yang selalu mengindahkan malam. Ah, andai hati seperti malam tentu akan sangat mudah mengajak hati berdamai saat ini.

Kehadiran debur ombak menambah suasana gaduh di hati masing-masing. Cemas-cemas kalau air mata ikut tumpah menangisi kemalangan ini.

Tidak ada maaf untuk penghianat. Itulah ikrar cinta mereka dua tahun yang lalu ketika mereka berpisan di pelabuhan ini. Tidak. Mereka tidak menghianati ikrar itu. Hanya saja ada suatu keadaan dimana mereka harus berhati-hati dengan perasaan. Rasa jenuh, bosan dan terkadang tergiur dengan suasana hubungan yang baru berhasil mereka kalahkan. Lalu apa masalahnya?

Cinta. Utamanya adalah cinta, perlahan rasa itu mulai hambar. Tidak ada lagi kerinduan yang mendalam, tidak ada lagi bumbu-bumbu cemburu, tidak ada lagi rasa cemas pengganggu tidur.

Lalu siapa yang pantas disalahkan?

Tidak ada yang salah atas kejadian seperti ini. Semua berjalan sesuai rencana. Namun, takdir berhendak lain. Mereka berpisah tanpa meninggalkan bekas luka satu sama lain. Tuhan yang maha baik menunjukkan jalan untuk mereka. Kadang sebuah perpisahan tidak melulu diawali dengan pertikaian dan penghianatan. Keadaan baik-baik pun bisa membuat mereka berpisan. Inilah jalannya.

Bismillahirrahmaanirrahiim.
Ikhlaskan segalanya agar tidak tersendat jalan kedepan.

You Might Also Like

0 comments: