I want you right here beside me

Gadis pantai itu mendongakkan kepalanya ke arah langit dengan selendang biru yang berkibar karena hembusan angin laut menyusup. Lima belas menit yang lalu, matahari mengucapkan salam perpisahan kepada pantai dan berjanji akan kembali lagi besok dengan kehangatan cahayanya. Gadis pantai mengamati dari jauh, perlahan mentari tenggelam yang berarti satu hari telah terlewati dan hari baru telah tiba. 

Ternyata akhir menuju awal sangat berdekatan, berbeda dengan awal menuju akhir yang waktunya cenderung lebih panjang.

Gadis itu menghela napas kemudia tersenyum. Hari ini dia tidak menemukan sesuatu (baca: seseorang) yang dicarinya. (Si)apa? Seseorang yang dinamakannya "Biru". 

Biru tidak tampak di langit hari ini, karena sepanjang hari langit tertutup awan gelap. 

Biru juga tidak tampak di pantai, karena awan juga iseng sekali menutupi matahari, sehingga warna biru tidak tercipta.

Gadis itu kembali menghela napas, mungkin untuk menangkan diri dan menghindari kekecewaan yang mendalam karena tidak menemukan Biru. Ahhh padahal gadis itu sudah berpakaian cantik sekali hari ini untuk berbincang-bincang dengan Biru, tentang luasnya langit, tentang dalamnya lautan dan kemegahan ciptaan Tuhan. 

Mereka akan menghabiskan hari ini dengan sangat menyenangkan andai saja awan mau diajak kerjasama. Tapi sudahlah, sepertinya awan juga merindukan bumi dan ingin bercengkerama dengan perantara air hujan. Biarlah kali ini gadis pantai yang mengalah. Toh masih ada hari esok.

Gadis itu berbisik kepada angin mencurahkan isi hatinya, dengan ditemani bulan dan taburan bintang. Gadis itu tidak sabar menunggu mentari fajar tiba untuk melihat Biru. Bulan, bintang, angin dan desiran ombak menenangkannya. Sedikit membuatnya terhibur.

Malam ini sangat damai. Dan perlahan gadis itu terlelap. Blue, where are you?